Author : chiwonforever
Cast : Kyuhyun & Seohyun (Xu Xian
& Gu Xian)
Genre : Romance
@ichaemon15
Note : Please don’t take it without
full creadit!!
Kyuhyun’s Pov
It’s really
good! Akhirnya aku menginjakkan kakiku di negaraku nan indah menawan ini. Ya,
selama 10 tahun ini aku tinggal di Paris bersama ortuku. Bukan untuk liburan
ataupun menetap disana, tapi aku bersekolah disana. Dari sekolah tingkat
menengah sampai ke universitas. Aku hanya merasa bosan berada di negara asing.
Jadi ku putuskan kembali ke Seoul. Sebetulnya ada alasan lain mengapa aku
pulang ke Seoul, ya Seohyun. Ia adalah
cinta pertama dan terakhirku. Aku jatuh cinta padanya sejak aku duduk di kelas
5 SD. Mengapa aku bisa tertarik dengannya? Itu semua berawal ketika ia
menyelamatkan aku dari kedinginan ditengah kota Seoul karena aku terpisah dari
ortuku.
Flashback Start
“Grgrgrgrgrgrgrgrgrgrgr!
Dingin sekali, omma appa. Dimana kalian?”, gumamku.
“Hei! Ada
apa denganmu? Wahh!! Tanganmu dingin sekali! Kau hampir membeku! Chakamma.”,
seorang yeoja kecil menghampiriku, dan apa? Dia melepaskan mantel bulunya dan
memakaikan mantelnya ke tubuhku yang setengah membeku ini.
“Bagaimana?
Apa kau sudah merasa hangat?”, tanya yeoja itu sambil menghangatkan wajahku
dengan kedua tangannya yang lembut seperti kapas.
“Ne, aku
sekarang merasa baikan. Apa kau tidak kedinginan huh? Salju begitu deras turun
dan disini sangat dingin.”, tanyaku karena khawatir meliat wajahnya yang pucat
itu.
“Anio, aku
sudah merasa hangat dengan bajuku ini. Lagian ini sudah cukup tebal melindungi
kulitku dari hawa dingin disini. Emm, kenapa kau sendiri dan kedinginan ditempat
seperti ini?”, celoteh yeoja itu dengan fasih.
“Aku
terpisah dari ortuku. Tadi kami jalan-jalan menikmati suasana Seoul, karena aku
sudah lama tidak tinggal disini jadi tidak terlalu tau daerah disini.”, jelasku
padanya.
“Emm, apa
kau punya nomor telepon mereka? Atau nomor telepon rumahmu? kita bisa
menghubungi mereka lewat telepon umum.”, saran yeoja itu. Dan beruntunglah aku
hafal nomor telepon ortuku dan segera ku berikan pada yeoja itu. Lalu kami
menghubungi mereka.
*2 times
later*
“Kyuhyun-ah!
Apa kau baik-baik saja chagi? Maafkan omma dan appa karena telah lalai
menjagamu. Gwaenchana?”, omma memelukku dan menanyakan keadaanku.
“Ne, nan
gwaenchana omma appa. Maafkan aku juga karena melepaskan genggaman kalian tadi.
Soalnya aku malu diliati anak-anak tadi.”, jelasku.
“Ne, yang
penting kau tidak apa-apa sekarang. Ngomong-ngomong, siapa yeoja aegyo ini huh?
Apa dia yang telah menjagamu selama kami tidak ada?”, appaku bicara.
“Ne, dialah
yang sedari tadi menemaniku menunggu kalian. Dan dia juga yang memakaikan
mantel ini karena aku kedinginan tadi. Padahal dia juga kedinginan.”, jelasku
pada mereka.
“Gwanechana,
ahjumma ahjussi. Aku hanya iba meliat anak kecil sendirian dan kedinginan.”,
sahut yeoja itu.
“Tetap saja
kami berterima kasih dan berhutang budi padamu. Lalu, apa kau sendirian juga?
Dimana keluargamu? Mengapa kau bisa keluyuran sendirian malam-malam begini?”,
tanya ommaku.
“Ahjumma,
aku bukannya sendirian. Tapi memang sendiri. Aku habis mengantarkan anjing
orang.”, jelasnya.
“Maksudmu?
memang sendiri bagaimana? Anjing? Kau mengantarkan anjing yang tersesat?”,
cerocos ommaku tanpa bernafas.
“Ne, aku
sendirian keluar. Aku ini penjaga binatang peliharaan. Lumayan uangnya untuk
aku sekolah dan membantu haramonieku.”, jelas yeoja itu dan sempat membuat aku
dan ortuku miris mendengarnya.
Mendengar
ucapan sang yeoja, appa memberikan beberapa lembar uang kepada yeoja itu.
Awalnya yeoja itu menolak, namun appaku terus mendesaknya. Sebetulnya appaku
ingin mengajak yeoja itu tinggal bersama dirumah. Tapi yeoja itu menolaknya
beralasan ingin menjaga rumah peninggalan ortunya yang sudah tiada bersama haramonienya.
Yang tidak ku sangka, aku bertemu dia lagi di sekolah baruku. Ya, aku murid
baru, dan aku juga sekelas dengannya. Setelah perkenalan, kamipun duduk berdua
dan berbincang-bincang kejadian malam itu.
“Gomawo,
kalau tidak ada kau entah apa jadinya aku. Sekali lagi gomawo.”, memulai
percakapan dengan malu-malu.
“Gwaenchanayo,
aku senang bertemu kau. Aku senang membantu namja tampan sepertimu. Sekelas dan
duduk berdua bersamamu. Jadi, jangan merasa berhutang budi lagi denganku.
Kyuhyun-ssi.”, jelas yeoja itu. Mendengar hal tersebut, detak jantungku tidak
berarutan dan rasanya seperti ada yang ingin menerbangkanku ke langit yang
paling tinggi. Dia manis, cantik, dan baik hati. Sepertinya aku jatuh cinta
padanya.
“Ada yang
lupa!”, teriak yeoja itu dan membuatku kaget setengah mampus.
“Waeyo?
Apanya yang lupa?”, sahutku panik dan cemas.
“Aku lupa
memperkenalkan diriku, Soo Joohyun imnida. Panggil saja aku Seohyun.
Bangebseumnida.”, sahut yeoja itu sambl membungkukkan badannya.
“Aissh! Kau
membuatku kaget saja.”, jelasku.
Setelah itu,
kami mulai akrab dan sering belajar bersama. Semakin lama aku semakin jatuh
hati padanya. Hingga kami SMP, kami selalu bersama bagaikan sepasang merpati
yang tak terpisahkan. Sebetulnya aku ingin menyatakan persaanku padanya, kalau
aku mencintainya. Mencintainya sejak pertama kali kami bertemu. Namun, lidahku
kaku untuk mengungkapkannya. Aku takut Seohyun kecewa jika persahabatan kami
ternyata terjalin atas dasar cintaku padanya. Ku lihat ia merasa nyaman dengan
hubungan kami selama ini. Kadang, aku membantunya menjaga binatang peliharaan
milik orang. Aku merasa bersalah pada diriku, aku berani mmencintainya namun
tidak bisa berbuat apa-apa untuk orang yang aku cintai. Ribun kali aku
mengajaknya tinggal bersamaku dirumah, ribuan kali juga penolakkan yang ku
terima. Bahkan aku sempat menawarkan pekerjaan dirumahku padanya untuk menjaga
kucing milik yeoja noonaku Cho Ahra. Tapi sekalian tinggal bersama dirumah,
bukan untuk menjaga kucing Ahra noona 24 jam, tapi menemaniku 24 jam nonstop.
Tapi sia-sia, ia selalu menolak yang ku tawarkan padanya. Semenjak haramonienya
meninggal, aku semakin ingin menjaganya. Bahkan kerap kali aku menginap
dirumahnya tanpa adanya penolakkan dari Seohyun. Ketika ia tengah terlelap
tidur, aku diam-diam mengecup keningnya dan membelai rambutnya. Aku sering
membisikkan seluruh perasaanku padanya.
“Saranghaeyo
Hyunnie, would u be my one girl and marry with me someday?”, kalimat itulah
yang sering ku bisikkan ditelinganya. Namun Seohyun hanya tersenyum sambil
tidur seakan merespon hal itu.
Pada suatu
sore di taman, aku memberanikan diri menyatakan perasaanku pada Seohyun. Namun
ada yang menggajal hatiku saat mengatakan itu.
“Hyunnie,
saranghae.”, ucapku tanpa basa-basi.
“Huh? Apa
kau bilang?”, huh! Menyebalkan! Di moment seperti ini bisa-bisanya ia tidak
mendengar perkataanku dengan seksama. Lalu aku mengulangi kalimatku tadi sambil
memegangi kedua pipi chubbynya.
“Hyunnie-ah,
saranghae. Jeongmal saranghae. Would u be my one girl and marry with me
someday?”, kataku.
Ia hanya
bengong mendengar perkataanku, lalu ia memegangi kedua tanganku yang memegang
pipinya.
“Kyuhyun-ah,
perasaan yang seperti apa yang sekarang ini kau rasakan padaku? Kau tau, aku
sangat senang kau mau jujur padaku. Dan aku juga mencintaimu sejak pertama kita
bertemu.”, jawabnya. Kalian tau apa yang ku rasakan saat ini? Entahlah, tanpa
berbuat banyak aku langsung menarik wajahnya dan menempelkan bibirku ke bibir
mungil Seohyun. Ya, first kissku ku lakukan pada Seohyun pada saat kelas 3 SMP.
Cukup lama aku menciumnya, sekitar 3 menit. Lalu Seohyun melepaskan bibirnya
dari bibirku, ia tersenyum manis sekali ke arahku lalu ia menyenderkan
kepalanya ke bahuku. Akupun menyenderkan kepalaku dan kami saling menyenderkan
kepala. Sambil ku mainkan jemarinya yang lembut yang berada diatas pahaku.
“Hynnie-ah,
ada yang ingin ku katakan padamu. Mungkin menyakitkan, tapi lebih menyakitkan
bagiku.”, jelasku lirih.
“Waeyo? Apa
kau pernah bersalah padaku? Setauku kau selalu bersikap baik padaku.”, sahut
Seohyun.
“Anio, tapi
hal penting. Besok aku akan kembali ke Paris untuk melanjutkan SMA dan ke
Unviersitas disana. Aku akan menetap sampai aku mendapatkan pekerjaan tetap
lalu kembali lagi ke sisimu Hyunnie-ah.”,
jelasku sambil mengusap-usap lembut rambutnya.
“Hajiman,
aku ingin kau ikut bersamaku ke Paris. Aku sudah memberi tau ortuku dan mereka
menyetujuinya. Aku juga sudah menyiapkan tiket untuk kita juga apartemen disana
untuk kita berdua. Eotte? Kau mau kan Hyunnie-ah?”, jelasku panjang lebar.
“Ani,
pergilah. Tak usah pikirkan aku, aku akan baik-baik saja selama tak ada kau
disampingku. Asalkan kau percaya, cinta, dan merindukan aku terus maka aku
tidak akan apa-apa. Janji!”, sahutnya dengan senyum manis dibibrnya.
Aku terus
mendesaknya agar ia mau ikut denganku, alhasil ia tetap tidak mau ikut.
Esok
harinya, Seohyun mengantarkanku ke bandara. Ia mengucapkan salam perpisahan
pada ortuku. Setelah ortuku duluan masuk pesawat, aku langsung merangkul
Seohyun dengan erat dan tak ingin melepaskannya.
“Kyuhyun-ah,
ohok ohok! Aku tidak bisa bernafas.”, ucapnya.
Aku hanya
tersenyum dan melepaskan pelukanku yang membuat yeojaku itu sesak nafas. Tanpa
panjang cerita aku langsung mengecup bibir manisnya. Orang-orang yang berada di
bandara pun meliati kami tanpa mengerjapkan mata. Lalu tersenyum melihat adegan
memalukan yang di perbuat 2 anak berusia
15 tahun.
“Kyuhyun-ah!”,
keluhnya melepaskan bibirnya dan langusng ku tarik kembali bibirnya dan
menempelkannya dibibirku.
“Kyuhyun-ah,
cukup. Kau tidak malu diliati orang banyak huh? Aku tau ini sangat berat, tapi
berjanjilah suatu hari nanti kau benar-benar kembali ke sisiku.”, jelasnya
sembari melepaskan bibirnya dari bibirku.
“Emm, ne.
Aku janji. Berjanjilah juga hanya ada aku dihatimu, dihidupmu. Jangan pernah
sesekali kau membuka hatimu ke namja lain. Sepulang dari Paris aku akan
meminangmu Hyunnie-ah. Aku janji.”, jelasku mencari kepercayaan dari yeojaku.
“Terlalu
muda kau mengatakan hal itu sekarang. Pergilah, omma appa mu sudah menunggumu.
Jangan lupa balas emailku.”, kata Seohyun.
“Emm, gimana
yah? Tapi ada syaratnya.”, ucapku dengan senyum evil.
“Mweo?”
Aku mengecup
singak bibir Seohyun dan langsung berlari menjauhinya.
“Bye
chagiya! Wait me ok!”, teriakku sambil melambaikan tangan pada yeojaku. Ia
hanya mengacungkan jempolnya dan tersenyum manis padaku.
Flashback End
10 tahun
waktu yang lama telah meninggalkan yeojaku, lebih tepatnya calon aneku. Kami
hanya bisa berkomunikasi lewat email. Dan itu sangat menyedihkan ketika ia
mengirim fotonya bersama seorang namja. Jelas aku marah, tapi itu hanya keisengannya
saja untuk mengetes apakah aku masih mencintainya. Namun aku hanya tersenyum,
ketika tau namja tersebut adalah dosen Hyunnie di Universitas. Kepulanganku ini
sengaja ku rahasiakan dari Hyunnie, aku ingin membuat kejuatan padanya.
Berdasarkan kata-katanya di email, Seohyun tinggal disebuah apartemen. Sekarang
ia bekerja sebagai guru musik di TK. Itulah cita-citanya dari dulu, ingin
selalu dekat dengan anak-anak agar terbiasa dengan sikap anak kecil jika suatu
saat nanti ia memiliki anak. Tentu saja anakku, hhaaa!!XD
Aku meyusuri
lorong-lorong apartemen Seohyun, kucari-cari nomor pintu apartemennya.
“Nomor 42,
42, 42, 42, 42.. yeah! Ini dia pintu 42, apa Hyunnie ada didalam?
Ngomong-ngomong kode apartemennya...”, aku berhenti sejenak mencari secarik
kertas yang ku tulis kode apartemen Seohyun.
Cklekk..
Pintunya
terbuka, ku lihat suasan apartemen sangat sepi tak berpenghuni. Tentu saja
sepi, ini sudah jam 00.00 KST.
“Apa
Hyunnieku sudah tidur ya? Apa ini kamarnya?”, aku mengedap-endap measuk ke
apartemen Seohyun. Berjalan pelan-pelan, dan ku buka pintu yang ku pikir itu
kamar Seohyun. Dan ternyata benar, itu yeojaku yang tengah terlelap menikmati
mimpi indahnya.
“Omona..
Hyunnieku sudah dewasa, bahkan semakin cantik dan sexyXD. Apa ku bangunkan
saja?”, pikirku.
Namun ku
urungkan niatku untuk membangunkan Seohyun, aku merebahkan tubuhku diranjang
Seohyun tidur. Sekarang aku tepat berada di hadapannya, ia tetap tidak berubah.
Saat tidur ia selalu tersenyum, ku pikir dia sedang memimpikan aku. Ku belai
wajah lembutnya, ku lingkarkan tanganku dipinggang Seohyun. Dan kami tidur
dengan damai disatu ranjang.
Kyuhyun’s Pov End
Seohyun’s Pov
“Huahh..
sudah pagi yah? M-m-mweo?!”, teriakku saat ku dapati seorang namja tidur satu ranjang
denganku. Ternyata ia bangun mendengar teriakku.
“Emm, waeyo
chagiya? Pagi-pagi berisik sekali kau!”, cetus namja itu.
“Neo?
Kyuhyun-ah! Jinjjayo? Kau namjachingguku? Cho Kyuhyun huh?”, tak kuasa aku
membendung air mataku yang mengalir dipipiku. Ku peluk ia erat-erat dan tak
ingin melepaskannya.
“Hyunnie-ah,
aku kembali. Kembali ke sisimu seperti janjiku waktu itu. Mian sudah
mengagetkanmu. Bagaimana tidurmu huh? Apa nyenyak? Pasti nyenyaklah, semalaman
kau tidur bersama namjachinggumu. Ani, calon namphyonmu.”, ucap namja itu yang
ternyata namjachingguku Cho Kyuhyun. 10 tahun aku tidak bertemu dengannya,
rasanya hanya memeluknya tidak cukup menghapus rasa rinduku yang terpendam
selama ini.
“Kyuhyun-ah,”
Aku menempelkan
bibirku ke bibir namjaku, sekitar 5 menit kami begitu terus menerus. Dan....
*jreng jreng*
“Hyunnie-ah,
sebegitu rindunya kah kau sampai menciumku selama itu huh? Bagaimana pagi ini
kita awali dengan... *********.”, senyum evil Kyuhyun merekah. Seakan tau
maksudnya, aku mengangguk-anggukkan kepalaku tanda mengerti. Dengan cepat
Kyuhyun menerjang ku hingga kaki ranjangku berbunyi. Saking ganasnya Kyuhyun, ia hampir
mematahkan ranjangku.
Kalian tau
kan apa yang kami kerjakan?XD
THE END
Wah bagus chingu, :). Tapi menurutku alurnnya agak cepat. Tapi menarik, bahasa yang kamu susun bisa rapi, dan tidak membingungkan. Ide yang kamu angkat juga sederhana, mudah dipahami :D. Pertahankan ya chingu^^
BalasHapus