Author : chiwonforever
Cast : EXO M Kris & Miss A Suzy
Genre : Romance
@ichaemon15
Note : Don’t take it without full
credit!!
Author’s Pov
Hari ini
adalah hari spesial juga menegangkan bagi seluruh karyawan Kingdom Group. Bukan
karena adanya pemecatan massa ataupun hal-hal negatif lainnya. Karena hari ini
perusahaan akan kedatangan Sajangnim baru, karena Sajangnim yang lama Park Jung
Soo sudah terlalu tua untuk mengelola perusahaan sebesar itu, ditambah lagi
beliau juga sering keluar masuk RS untuk cuci darah. Dari issue yang beredar
diperusahaan, katanya Sajangnim yang baru ini tidak lain adalah adeul dari
Sajangnim Park. Dan yang paling hot, adeul Sajangnim Park tampan, pintar,
pokonya dikategorikan sebagai namja perfectionis.
Ditambah lagi, ia baru saja pulang dari Kanada setelah puas mengenyam
pendidikan disana selama belasan tahun. Maklum, menurut issue sejak usianya 15
tahun ia tinggal disana. Bahkan bisa dikatakan ia sudah menjadi bule Kanada
karena wajahnya yang seperti orang-orang Eropa. Itu dikarenakan ommanya alias
Sajangnim ane orang asli Kanada.
Suzy’s Pov
Aku
penasaran sekali dengan Sajangnim baru di perusahaan tempatku bekerja. Dan
berarti aku akan menjadi Kyongrinya. Aku jadi tidak sabar bertemu dengan
Sajangnim yang katanya perfectionis
itu.
“Eodiseo?
Lama sekali ia datangnya. Katanya perfectionis,
untuk mengatasi waktu yang efektif saja tidak mampu. Huff!”, cibirku sambil
meniup poniku.
“Aissh!
Wajar saja dia begitu, Sajangnim kita yang baru ini kan masih muda dan masih
labil.”, sahut chingguku Sulli.
“Tetap saja,
tidak sopan!”, ketusku.
*10 minutes
later*
“Ayo
semuanya! Beri hormat pada Sajangnim baru kita!”, teriak salah seorang
karyawan.
“Annyeonghaseo
Sajangnim...”, salam semua karyawan serempak termasuk aku lalu kami
membungkukkan badan.
Ternyata...
ia hanya berlalu begitu saja sembari kami memberi salam. Bukannya menyapa kami,
bahkan senyum saja ia tidak. Wajahnya hanya fokus pada satu jalur didepannya
diiringi pengawal-pengawal pribadinya yang bule itu. Menyebalkan bukan?
Sikapnya yang arogan itu sempat membuatku muak, tapi ketika melihat wajahnya
yang super duper tampan itu, rasanya hatiku seperti dihujani salju. Rasanya
sejuk sekali. Baru kali ini aku melihat namja setampan Sajangnimku ini. Apa
kataku? Sajangnimku? Anio, tidak sepatutnya aku berkata begitu walaupun dalam
batinku. Ku lihat karyAwan lainnya juga terpesona dengan ketampanan Sajangnim
baru itu. Oh ya! Ia tidak memperkenalkan dirinya, malahan langsung masuk saja.
Tapi ada salah seorang namja mendatangi kami, ku rasa dia pengawalnya juga tapi
bukan bule melainkan orang Korea.
“Sajangnim
kita yang baru namanya adalah Kris. Ia baru saja pulang dari Kanada 1 Jam yang
lalau, jadi wajar saja ia bersikap arogan seperti tadi. Sesungguhnya ia memang arogan,
jadi berhati-hatilah selama kalian ingin masih bekerja di Kingdom Group.”,
jelas namja itu dengan lantang.
Apa-apaan
itu? Peraturan macam apa huh?
“Sesungguhnya ia memang arogan, jadi
berhati-hatilah selama kalian ingin masih bekerja di Kingdom Group.”
Jadi
Sajangnim itu mengancam kami semua? Bisa-bisanya bersikap arogan seperti itu.
Dia pikir kami ini hanya semut yang kelaparan dan harus menyembahnya agar ia
tidak memecat kami, begitu? Sudahlah, aku anggap saja kata-kata namja tadi
hanya angin lewat saja. Ngomong-ngomong Sajangnim itu memanggilku, belum satu
hari aku sudah berurusan dengannya. Huff-_-‘
Kris’s Pov
Baru saja
aku landing dari Kanada ke Seoul, appa sudah menyuruhku pergi ke perusahaan
karena semua karyawan menunggu kedatanganku. Apakah harus repot begitu
menyambut Sajangnim baru huh? Cukup bersikap baik selama bekerja denganku itu
semua sudah cukup. Ketika aku masuk ke gedung perusahaan, ku lihat semua orang
membungkuk dan menyapaku. Aku hanya berjalan melalui mereka semua tanpa memberi
respon kepada mereka. Wajar saja, aku ini kan Sajangnim. Arogan? Arogan adalah
bagian dari seorang Sajangnim, dan lagi pula itu memang sifatku sejak omma
melahirkanku kedunia ini. Saat ku masuki ruangan Sajangnim, suasananya sangat
panas. ACnya menyala namun seperti tidak menyala dan aku masih merasakan
kepanasan. Dimeja juga tidak disediakan air minum, setiap ruangan Sajangnim
selalu tersedia air minum walaupun sekedar segelas air putih. Ku telepon
Kyongri untuk mengahadapku.
“Segera
masuk ke ruanganku, sekarang!”
Belum sempat
Kyongri itu menjawab, ku tutup teleponku karena aku merasa sangat kegerahan dan
memancing emosiku. Ku dengar pintu ruanganku berbunyi seperti ada yang
mengetok.
Tok tok tok
tok tok *bunyi pintu diketok*
“Masuk!”,
ketusku.
“Permisi, mianhae.
Ada perlu apa Sajangnim memanggilku?”, jawab Kyongri itu. Ternyata ia seorang
yeoja, dan tutur katanya sangat lembut. Namun tidak bisa mematahkan amarahku
yang sudah sampai ke ubun-ubun.
Brukk!!
*bunyi meja digebrak*
“Seharusnya
kau sebagai Kyongri, siapkan fasilitas memadai untuk Sajangnim! ACnya rusak,
tidak ada minuman, meja berdebu. Kau pikir selama appaku berada di RS kau bisa
bermalas-malasan huh?”,omelku dengan mata melotot.
“Mianhae
Sajangnim, akan ku perbaiki semuanya sekarang.”, sahut yeoja itu sambil
menunduk.
“15 menit,
bereskan semuanya atau kau akan berakhir bekerja di perusahaan ini!”, jawabku
tegas.
Dengan sigap
yeoja itu membereskan kekacauan yang terjadi atas kelalaiannya itu, dan benar
15 menit semua sudah beres.
“Sajangnim,
aku permisi dulu. Jika kau perlu sesuatu, katu tinggal memanggilku. Annyeong.”,
kata yeoja tersebut.
Akhirnya,
aku bisa istirahat juga. Tak berapa lama kemudian, yeoja tadi atau Kyongri itu
datang lagi mengantarkan setumpuk proposal yang belum ditanda tangani oleh
appa, karena appa sakit. Dan itulah gunanya aku sekarang berada disini. Saat
yeoja itu akan pergi, aku menahannya.
“Chakamma!
Apa kau masih ada pekerjaan? Kalau tidak ada kau tetap disini untuk menyusun
proposal ini.”, pintaku.
“Ah ne, akan
ku lakukan.”, jawabnya.
Sekitar 2
jam kami bersama dalam satu ruangan, tidak ada yang aneh. Aku lihat yeoja itu
benar-benar fokus dengan pekerjaannya. Namun, ada sesuatu yang menggajal dalam
hatiku. Ketika ia menatapku, seperti ada ketulusan dalam matanya. Mungkinkah ia
menyukaiku huh? Tentu saja! Wanita mana yang tidak jatuh hati padaku? Apalagi
yeoja standar sepertinya. Terlalu mudah untuk ku taklukan. Ternyata ia
menyadari kalau aku sedang memperhatikannya dari tadi.
“Wae
Sajangnim? Ada yang kau butuhkan?”, tanya yeoja itu.
”Ne, aku
butuh namamu.”, jawabku.
Ia sangat
terkejut dan wajahnya memerah seperti strawberry. Dengan malu-malu ia
menyebutkan namanya.
“A-aa,
naneun Bae Suji imnida. Orang-orang memanggilku Suzy, bangebseumnida.”, yeoja
itu memperkenalkan dirinya padaku.
“Ne,
Suzy-ah. Sebagai Kyongri yang baik, kau harus bekerja yang rajin dan patuh
dengan peraturan-peraturan yang ku buat. Kau tau sendiri kan kosekuensinya jika
kau melanggarnya huh?”. Tanyaku.
“Ne, arraseo
Sajangnim.”, sahutnya.
Lama
kelamaan bekerja di perusahaan appa menyenangkan juga, karyawannya juga segan
denganku. Walaupun aku agak tempramental, mereka tetap bekerja dengan giat.
Dan pada
suatu pagi, aku dikejutkan dengan seekor bangkai cicak dimeja kerjaku.
“Aaaaaaaaaaa!!
M-mweo? Kenapa ada cicak disini?”, teriakku. Tanpa basa-basi ku panggi Suzy
Kyongriku dengan berteriak.
“Suzy!!!!!!!!!!!!
Kemari kau!”
Tak bearapa
lama....
“W-w-waeyo
Sajangnim? Kenapa pagi-pagi kau berteriak?”, tanya yeoja itu dengan gugup.
Plakk!
*bunyi muka digampar*
Tanpa banyak
bicara, ku layangkan tamparanku ke wajah mulus yeoja itu. Dan ia langsung
tersungkur sambil memegangi wajahnya yang merah.
“M-mianhae
Sajangnim. K-kalau a-aku a-da s-s-salah, mohon ma-afkan aku, hiks.”, yeoja itu
berbicara sambil terisak.
“Kenapa ada
cicak dimejaku huh? Kau tidak membersihkan ruanganku tadi? Apa saja yang kau
lakukan sebagai Kyongri Suzy?!!”
“Mianhae,
aku sudah membersihkannya.ku rasa cicak itu baru saja ada dimeja Sajangnim.”
“Bersihkan
sekarang juga!!”
Tanpa pikir
panjang yeoja itu dengan sigap membersihkan mejaku dari bangkai cicak busuk
itu. Lalu ia pamit dan keluar dari ruanganku. Aku phobia terhadap
binatang-binatang melata dan serangga termasuk cicak. Itu sangat menggelikan
dan menjijikkan! Tanpa ku sadari aku tadi menampar Suzy, namun itu wajar
kareana sebagai Kyongri ia lalai dalam tugasnya.
Suzy’s Pov
Aku sangat
terkejut saat Sajangnim tiba-tiba menamparku dengan keras sehingga bibir
bawahku berdarah. Aku hanya tersungkur dan terisak mendapat perlakuan
menyakitkan seperti itu. Namun aku tidak menaruh dendam padanya, karena aku tau
itu semua salahku. Sewajarnya ia bersikap begitu. Akupun keluar dari ruangan
Sajangnim dan bersikap seakan tidak terjadi apa-apa pada diriku lalu aku duduk
menyelesaikan pekerjaanku. Sebetulnya aku telah jatuh cinta pada Kris Sajangnim
saat ia menanyakan namaku waktu itu, ketika kami berdua dalam satu ruangan
membantunya menyelesaikan proposal. Mengingat hal itu aku merasa tidak sakit
lagi dengan lukaku karena tamparan dari Sajangnim.
Waktu
menunjukkan jam 13.00 KST, saatnya makan siang. Ku lihat Sajangnim keluar dari
ruangannya, aku pikir ia akan minta maaf padaku karena matanya tertuju padaku.
Ternyata, itu hanya harapan kosong. Ia hanya berlalau melewati semua karyawan
seperti biasanya.
“Paboya! Suzy
paboya! Bisa-bisanya kau berpikiran begitu? Bagaimana mungkin seorang Kris
Sajangnim merendahkan dirinya untuk minta maaf kepada karyawan sepertiku
huh?!.”, cerocosku dalam batin.
Akupun ke
kantin untuk makan siang bersama Sulli chingguku. Ya, Sajangnim tidak suka
makan di kantin seperti kami. Ia lebih memilih makan ke luar kantor, maklum
saja ia terbiasa hidup wah seperti itu. Ia kan Sajangnim, Sajangnim yang ku
sukai.
************
Sepertinya
hari-hariku selalu dipenuhi luka lebam di sekujur tubuhku. Seperti korban KDRT
saja, siapa lagi tersangkanya kalau bukan Sajangnim. Jika amarahnya sudah
menumpuk ditambah lagi ia sedang lelah, dengan gampangnya ia akan menamparku
bahkan mendorongku seperti sekarang ini. Ia mendorongku hingga kepalaku
membentur meja ruangan Sajangnim. Aku sudah terbiasa dengan sikap
tempramentalnya itu, makanya aku tidak menangis dan hanya meresapi rasa sakit
yang di torehkan Sajangnim padaku. Tidak ada yang tau atas semua yang ku alami,
semua itu ku lakukan karena aku mencintainya.
Kris’s Pov
Aku terkejut
ketika melihat Suzy dengan kepala dan bibir yang di hansaplas. Kakinya yang
diperban, dan tidak biasanya ia bekerja memakai sepatu teplek, ia sering
memakai highhills. Aku ingin menanyakan apa yang terjadi padanya, namun ku urungkan niatku
karena aku tidak mau terkesan memperhatikannya. Itu akan menjadi bahan gossip
di perusahaan.
Aku tidak
fokus dengan pekerjaanku karena terlalu memikirkan keadaan Suzy yang
mengenaskan itu. Lama aku berpikir, dan....
“Astaga! Apa
itu salahku? Itu semua perbuatanku? Akhir-akhir ini aku sering menganiayanya.
Tuhan, apa yang harus ku lakukan? Suzy-ah.”, gumamku.
**************
Waktu
menunjukkan jam 00.00 KST, ku lihat Suzy masih sibuk menyelesaikan pekerjaannya
sendirian. Semua karyawan sudah pulang dan hanya tinggal yeoja itu seorang.
“Apa dia
lembur lagi huh? Apa itu atas perintahku? Paboya!”, gumamku.
Perlahan
tapi pasti aku berjalan ke arahnya, aku ingin melihat yeojaku dengan dekat.
Yeojaku? Aku ini bicara apa? Sadarlah Kris, ia hanya kyongrimu. Dan mana
mungkin ia menyukaimu setelah perlakuanmu terhadapnya selama ini. Dengan
perasaan takut dan gugup aku menghampirinya dan duduk disampingnya.
Ku lihat ia
sangat terkejut dengan kehadiranku.
“Suzy-ah”
“A-ah, n-ne
Sajangnim? Ada yang b-bisa ku bantu?”, jawabnya terbata-terbata.
“Anio, aku
hanya ingin tau keadaanmu saja. Gwaenchana Suzy-ah?”
“G-gwaenchana,
nan gwaenchana. Hhe.”
Perlahan aku
mengambil kedua tangannya dan memegangnya dengan lembut.
“S-ssajangnim!”,
sahutnya kaget.
“Mianhae,
mianhae Suzy-ah. Aku ini Sajangnim yang jahat, aku terlalu sering menyakitimu.
Bahkan aku berani memukulmu hingga kau terluka seperti ini, ku pikir maaf saja
tidak cukup untuk menebus semua kesalahanku.”
“Gwaenchana
Sajangnim, aku tau itu semua diluar kendalimu. Aku bisa memakluminya, aku juga
tidak dendam padamu. Jadi, jangan merasa bersalah lagi padaku Sajangnim.”,
jawabnya lembut dengan senyum manis yang tulus dari wajah sayunya.
Tuhan, masih
adakah yeoja sebaik Suzy? Ia tidak dendam padaku, eottoke? Aku rasa aku jatuh
cinta padanya, bukan karena aku merasa bersalah padanya, melainkan aku jatuh
hati pada Kyongriku saat ia membisikkan kata saranghae ketika aku tertidur karena kelelahan.
Flashback Start
“Permisi,
Sajangnim aku sudah membelikan kopi pesanan.....”, kalimat Suzy terpotong saat
ia masuk ke ruanganku dan melihatku tengah tertidur pulas.
“Mianhae
Sajangnim, aku harap suaraku tidak cukup keras untuk membangunkanmu dari mimpi
indahmu sekarang.”, bisiknya di depanku.
“Sajangnim,
aku tidak pernah marah dengan sikapmu padaku. Karena apa? Karena aku
mencintaimu, aku jatuh hati padamu saat kau menanyakan namaku. Aku pikir itu
awal komunikasi kita menjadi pertner kerja. Oppa, saranghae.”, akhir yang indah
dari mulutnya.
Flashback End
Author’s Pov
Dengan sigap
Kris menarik wajah Suzy dan mendekatkannya ke wajahnya hingga bibir mereka
saling menempel dengan rekat. Suzy yang merasa canggung hanya bisa menerima
perlakuan manis dari Kris dan menutup matanya agar dapat meresapi bibirnya yang
sekarang menempel di bibir Kris. 2 menit kemudian, mereka melepaskan ciuman
mereka dan saling berhdapan.
“Sarangahae
Suzy.”, ucap Kris pelan dengan mata seduktif seakan mengunci mata Suzy agar
tidak bisa lari dari tatapannya.
“Sajangnim.”,
sahut Suzy dengan wajah merah semu.
“Jangan
panggil aku Sajangnim saat kita sedang berdua, panggil aku oppa seperti kau
membisikkannya saat aku tidur.”, jelas Kris.
“Mweo? Kau
mendengarnya huh? Omo! Kau membuatku malu Sajangnim.”
“Sudah ku
bilang jangan panggil aku Sajangnim saat kita berduaan! Kenapa kau keras kepala
sekali huh?”
“Ne oppa,
saranghaeyo.”
“Nado
chagiya.”
Lalu Kris
kembali menarik wajah Suzy dan mengecup bibirnya dengan perlahan. Semuanya
berakhir dengan manis sesuai harapan:-D
THE END
ff nya bagus! :D
BalasHapus