Cari

Laman

Minggu, 30 September 2012

SOMEDAY (SEOKYU FF)



 Author : chiwonforever
Cast : Kyuhyun & Seohyun (Xu Xian & Gu Xian)
Genre : Romance
@ichaemon15
Note : Please don’t take it without full creadit!!

Kyuhyun’s Pov
It’s really good! Akhirnya aku menginjakkan kakiku di negaraku nan indah menawan ini. Ya, selama 10 tahun ini aku tinggal di Paris bersama ortuku. Bukan untuk liburan ataupun menetap disana, tapi aku bersekolah disana. Dari sekolah tingkat menengah sampai ke universitas. Aku hanya merasa bosan berada di negara asing. Jadi ku putuskan kembali ke Seoul. Sebetulnya ada alasan lain mengapa aku pulang ke Seoul, ya Seohyun. Ia  adalah cinta pertama dan terakhirku. Aku jatuh cinta padanya sejak aku duduk di kelas 5 SD. Mengapa aku bisa tertarik dengannya? Itu semua berawal ketika ia menyelamatkan aku dari kedinginan ditengah kota Seoul karena aku terpisah dari ortuku.

Flashback Start
“Grgrgrgrgrgrgrgrgrgrgr! Dingin sekali, omma appa. Dimana kalian?”, gumamku.
“Hei! Ada apa denganmu? Wahh!! Tanganmu dingin sekali! Kau hampir membeku! Chakamma.”, seorang yeoja kecil menghampiriku, dan apa? Dia melepaskan mantel bulunya dan memakaikan mantelnya ke tubuhku yang setengah membeku ini.
“Bagaimana? Apa kau sudah merasa hangat?”, tanya yeoja itu sambil menghangatkan wajahku dengan kedua tangannya yang lembut seperti kapas.
“Ne, aku sekarang merasa baikan. Apa kau tidak kedinginan huh? Salju begitu deras turun dan disini sangat dingin.”, tanyaku karena khawatir meliat wajahnya yang pucat itu.
“Anio, aku sudah merasa hangat dengan bajuku ini. Lagian ini sudah cukup tebal melindungi kulitku dari hawa dingin disini. Emm, kenapa kau sendiri dan kedinginan ditempat seperti ini?”, celoteh yeoja itu dengan fasih.
“Aku terpisah dari ortuku. Tadi kami jalan-jalan menikmati suasana Seoul, karena aku sudah lama tidak tinggal disini jadi tidak terlalu tau daerah disini.”, jelasku padanya.
“Emm, apa kau punya nomor telepon mereka? Atau nomor telepon rumahmu? kita bisa menghubungi mereka lewat telepon umum.”, saran yeoja itu. Dan beruntunglah aku hafal nomor telepon ortuku dan segera ku berikan pada yeoja itu. Lalu kami menghubungi mereka.

*2 times later*

“Kyuhyun-ah! Apa kau baik-baik saja chagi? Maafkan omma dan appa karena telah lalai menjagamu. Gwaenchana?”, omma memelukku dan menanyakan keadaanku.
“Ne, nan gwaenchana omma appa. Maafkan aku juga karena melepaskan genggaman kalian tadi. Soalnya aku malu diliati anak-anak tadi.”, jelasku.
“Ne, yang penting kau tidak apa-apa sekarang. Ngomong-ngomong, siapa yeoja aegyo ini huh? Apa dia yang telah menjagamu selama kami tidak ada?”, appaku bicara.
“Ne, dialah yang sedari tadi menemaniku menunggu kalian. Dan dia juga yang memakaikan mantel ini karena aku kedinginan tadi. Padahal dia juga kedinginan.”, jelasku pada mereka.
“Gwanechana, ahjumma ahjussi. Aku hanya iba meliat anak kecil sendirian dan kedinginan.”, sahut yeoja itu.
“Tetap saja kami berterima kasih dan berhutang budi padamu. Lalu, apa kau sendirian juga? Dimana keluargamu? Mengapa kau bisa keluyuran sendirian malam-malam begini?”, tanya ommaku.
“Ahjumma, aku bukannya sendirian. Tapi memang sendiri. Aku habis mengantarkan anjing orang.”, jelasnya.
“Maksudmu? memang sendiri bagaimana? Anjing? Kau mengantarkan anjing yang tersesat?”, cerocos ommaku tanpa bernafas.
“Ne, aku sendirian keluar. Aku ini penjaga binatang peliharaan. Lumayan uangnya untuk aku sekolah dan membantu haramonieku.”, jelas yeoja itu dan sempat membuat aku dan ortuku miris mendengarnya.
Mendengar ucapan sang yeoja, appa memberikan beberapa lembar uang kepada yeoja itu. Awalnya yeoja itu menolak, namun appaku terus mendesaknya. Sebetulnya appaku ingin mengajak yeoja itu tinggal bersama dirumah. Tapi yeoja itu menolaknya beralasan ingin menjaga rumah peninggalan ortunya yang sudah tiada bersama haramonienya. Yang tidak ku sangka, aku bertemu dia lagi di sekolah baruku. Ya, aku murid baru, dan aku juga sekelas dengannya. Setelah perkenalan, kamipun duduk berdua dan berbincang-bincang kejadian malam itu.
“Gomawo, kalau tidak ada kau entah apa jadinya aku. Sekali lagi gomawo.”, memulai percakapan dengan malu-malu.
“Gwaenchanayo, aku senang bertemu kau. Aku senang membantu namja tampan sepertimu. Sekelas dan duduk berdua bersamamu. Jadi, jangan merasa berhutang budi lagi denganku. Kyuhyun-ssi.”, jelas yeoja itu. Mendengar hal tersebut, detak jantungku tidak berarutan dan rasanya seperti ada yang ingin menerbangkanku ke langit yang paling tinggi. Dia manis, cantik, dan baik hati. Sepertinya aku jatuh cinta padanya.
“Ada yang lupa!”, teriak yeoja itu dan membuatku kaget setengah mampus.
“Waeyo? Apanya yang lupa?”, sahutku panik dan cemas.
“Aku lupa memperkenalkan diriku, Soo Joohyun imnida. Panggil saja aku Seohyun. Bangebseumnida.”, sahut yeoja itu sambl membungkukkan badannya.
“Aissh! Kau membuatku kaget saja.”, jelasku.
Setelah itu, kami mulai akrab dan sering belajar bersama. Semakin lama aku semakin jatuh hati padanya. Hingga kami SMP, kami selalu bersama bagaikan sepasang merpati yang tak terpisahkan. Sebetulnya aku ingin menyatakan persaanku padanya, kalau aku mencintainya. Mencintainya sejak pertama kali kami bertemu. Namun, lidahku kaku untuk mengungkapkannya. Aku takut Seohyun kecewa jika persahabatan kami ternyata terjalin atas dasar cintaku padanya. Ku lihat ia merasa nyaman dengan hubungan kami selama ini. Kadang, aku membantunya menjaga binatang peliharaan milik orang. Aku merasa bersalah pada diriku, aku berani mmencintainya namun tidak bisa berbuat apa-apa untuk orang yang aku cintai. Ribun kali aku mengajaknya tinggal bersamaku dirumah, ribuan kali juga penolakkan yang ku terima. Bahkan aku sempat menawarkan pekerjaan dirumahku padanya untuk menjaga kucing milik yeoja noonaku Cho Ahra. Tapi sekalian tinggal bersama dirumah, bukan untuk menjaga kucing Ahra noona 24 jam, tapi menemaniku 24 jam nonstop. Tapi sia-sia, ia selalu menolak yang ku tawarkan padanya. Semenjak haramonienya meninggal, aku semakin ingin menjaganya. Bahkan kerap kali aku menginap dirumahnya tanpa adanya penolakkan dari Seohyun. Ketika ia tengah terlelap tidur, aku diam-diam mengecup keningnya dan membelai rambutnya. Aku sering membisikkan seluruh perasaanku padanya.
“Saranghaeyo Hyunnie, would u be my one girl and marry with me someday?”, kalimat itulah yang sering ku bisikkan ditelinganya. Namun Seohyun hanya tersenyum sambil tidur seakan merespon hal itu.
Pada suatu sore di taman, aku memberanikan diri menyatakan perasaanku pada Seohyun. Namun ada yang menggajal hatiku saat mengatakan itu.
“Hyunnie, saranghae.”, ucapku tanpa basa-basi.
“Huh? Apa kau bilang?”, huh! Menyebalkan! Di moment seperti ini bisa-bisanya ia tidak mendengar perkataanku dengan seksama. Lalu aku mengulangi kalimatku tadi sambil memegangi kedua pipi chubbynya.
“Hyunnie-ah, saranghae. Jeongmal saranghae. Would u be my one girl and marry with me someday?”, kataku.
Ia hanya bengong mendengar perkataanku, lalu ia memegangi kedua tanganku yang memegang pipinya.
“Kyuhyun-ah, perasaan yang seperti apa yang sekarang ini kau rasakan padaku? Kau tau, aku sangat senang kau mau jujur padaku. Dan aku juga mencintaimu sejak pertama kita bertemu.”, jawabnya. Kalian tau apa yang ku rasakan saat ini? Entahlah, tanpa berbuat banyak aku langsung menarik wajahnya dan menempelkan bibirku ke bibir mungil Seohyun. Ya, first kissku ku lakukan pada Seohyun pada saat kelas 3 SMP. Cukup lama aku menciumnya, sekitar 3 menit. Lalu Seohyun melepaskan bibirnya dari bibirku, ia tersenyum manis sekali ke arahku lalu ia menyenderkan kepalanya ke bahuku. Akupun menyenderkan kepalaku dan kami saling menyenderkan kepala. Sambil ku mainkan jemarinya yang lembut yang berada diatas pahaku.
“Hynnie-ah, ada yang ingin ku katakan padamu. Mungkin menyakitkan, tapi lebih menyakitkan bagiku.”, jelasku lirih.
“Waeyo? Apa kau pernah bersalah padaku? Setauku kau selalu bersikap baik padaku.”, sahut Seohyun.
“Anio, tapi hal penting. Besok aku akan kembali ke Paris untuk melanjutkan SMA dan ke Unviersitas disana. Aku akan menetap sampai aku mendapatkan pekerjaan tetap lalu kembali lagi ke sisimu Hyunnie-ah.”,  jelasku sambil mengusap-usap lembut rambutnya.
“Hajiman, aku ingin kau ikut bersamaku ke Paris. Aku sudah memberi tau ortuku dan mereka menyetujuinya. Aku juga sudah menyiapkan tiket untuk kita juga apartemen disana untuk kita berdua. Eotte? Kau mau kan Hyunnie-ah?”, jelasku panjang lebar.
“Ani, pergilah. Tak usah pikirkan aku, aku akan baik-baik saja selama tak ada kau disampingku. Asalkan kau percaya, cinta, dan merindukan aku terus maka aku tidak akan apa-apa. Janji!”, sahutnya dengan senyum manis dibibrnya.
Aku terus mendesaknya agar ia mau ikut denganku, alhasil ia tetap tidak mau ikut.
Esok harinya, Seohyun mengantarkanku ke bandara. Ia mengucapkan salam perpisahan pada ortuku. Setelah ortuku duluan masuk pesawat, aku langsung merangkul Seohyun dengan erat dan tak ingin melepaskannya.
“Kyuhyun-ah, ohok ohok! Aku tidak bisa bernafas.”, ucapnya.
Aku hanya tersenyum dan melepaskan pelukanku yang membuat yeojaku itu sesak nafas. Tanpa panjang cerita aku langsung mengecup bibir manisnya. Orang-orang yang berada di bandara pun meliati kami tanpa mengerjapkan mata. Lalu tersenyum melihat adegan memalukan yang di perbuat  2 anak berusia 15 tahun.
“Kyuhyun-ah!”, keluhnya melepaskan bibirnya dan langusng ku tarik kembali bibirnya dan menempelkannya dibibirku.
“Kyuhyun-ah, cukup. Kau tidak malu diliati orang banyak huh? Aku tau ini sangat berat, tapi berjanjilah suatu hari nanti kau benar-benar kembali ke sisiku.”, jelasnya sembari melepaskan bibirnya dari bibirku.
“Emm, ne. Aku janji. Berjanjilah juga hanya ada aku dihatimu, dihidupmu. Jangan pernah sesekali kau membuka hatimu ke namja lain. Sepulang dari Paris aku akan meminangmu Hyunnie-ah. Aku janji.”, jelasku mencari kepercayaan dari yeojaku.
“Terlalu muda kau mengatakan hal itu sekarang. Pergilah, omma appa mu sudah menunggumu. Jangan lupa balas emailku.”, kata Seohyun.
“Emm, gimana yah? Tapi ada syaratnya.”, ucapku dengan senyum evil.
“Mweo?”
Aku mengecup singak bibir Seohyun dan langsung berlari menjauhinya.
“Bye chagiya! Wait me ok!”, teriakku sambil melambaikan tangan pada yeojaku. Ia hanya mengacungkan jempolnya dan tersenyum manis padaku.
Flashback End

10 tahun waktu yang lama telah meninggalkan yeojaku, lebih tepatnya calon aneku. Kami hanya bisa berkomunikasi lewat email. Dan itu sangat menyedihkan ketika ia mengirim fotonya bersama seorang namja. Jelas aku marah, tapi itu hanya keisengannya saja untuk mengetes apakah aku masih mencintainya. Namun aku hanya tersenyum, ketika tau namja tersebut adalah dosen Hyunnie di Universitas. Kepulanganku ini sengaja ku rahasiakan dari Hyunnie, aku ingin membuat kejuatan padanya. Berdasarkan kata-katanya di email, Seohyun tinggal disebuah apartemen. Sekarang ia bekerja sebagai guru musik di TK. Itulah cita-citanya dari dulu, ingin selalu dekat dengan anak-anak agar terbiasa dengan sikap anak kecil jika suatu saat nanti ia memiliki anak. Tentu saja anakku, hhaaa!!XD

Aku meyusuri lorong-lorong apartemen Seohyun, kucari-cari nomor pintu apartemennya.
“Nomor 42, 42, 42, 42, 42.. yeah! Ini dia pintu 42, apa Hyunnie ada didalam? Ngomong-ngomong kode apartemennya...”, aku berhenti sejenak mencari secarik kertas yang ku tulis kode apartemen Seohyun.
Cklekk..
Pintunya terbuka, ku lihat suasan apartemen sangat sepi tak berpenghuni. Tentu saja sepi, ini sudah jam 00.00 KST.
“Apa Hyunnieku sudah tidur ya? Apa ini kamarnya?”, aku mengedap-endap measuk ke apartemen Seohyun. Berjalan pelan-pelan, dan ku buka pintu yang ku pikir itu kamar Seohyun. Dan ternyata benar, itu yeojaku yang tengah terlelap menikmati mimpi indahnya.
“Omona.. Hyunnieku sudah dewasa, bahkan semakin cantik dan sexyXD. Apa ku bangunkan saja?”, pikirku.
Namun ku urungkan niatku untuk membangunkan Seohyun, aku merebahkan tubuhku diranjang Seohyun tidur. Sekarang aku tepat berada di hadapannya, ia tetap tidak berubah. Saat tidur ia selalu tersenyum, ku pikir dia sedang memimpikan aku. Ku belai wajah lembutnya, ku lingkarkan tanganku dipinggang Seohyun. Dan kami tidur dengan damai disatu ranjang.
Kyuhyun’s Pov End
Seohyun’s Pov
“Huahh.. sudah pagi yah? M-m-mweo?!”, teriakku saat ku dapati seorang namja tidur satu ranjang denganku. Ternyata ia bangun mendengar teriakku.
“Emm, waeyo chagiya? Pagi-pagi berisik sekali kau!”, cetus namja itu.
“Neo? Kyuhyun-ah! Jinjjayo? Kau namjachingguku? Cho Kyuhyun huh?”, tak kuasa aku membendung air mataku yang mengalir dipipiku. Ku peluk ia erat-erat dan tak ingin melepaskannya.
“Hyunnie-ah, aku kembali. Kembali ke sisimu seperti janjiku waktu itu. Mian sudah mengagetkanmu. Bagaimana tidurmu huh? Apa nyenyak? Pasti nyenyaklah, semalaman kau tidur bersama namjachinggumu. Ani, calon namphyonmu.”, ucap namja itu yang ternyata namjachingguku Cho Kyuhyun. 10 tahun aku tidak bertemu dengannya, rasanya hanya memeluknya tidak cukup menghapus rasa rinduku yang terpendam selama ini.
“Kyuhyun-ah,”
Aku menempelkan bibirku ke bibir namjaku, sekitar 5 menit kami begitu terus menerus. Dan.... *jreng jreng*
“Hyunnie-ah, sebegitu rindunya kah kau sampai menciumku selama itu huh? Bagaimana pagi ini kita awali dengan... *********.”, senyum evil Kyuhyun merekah. Seakan tau maksudnya, aku mengangguk-anggukkan kepalaku tanda mengerti. Dengan cepat Kyuhyun menerjang ku hingga kaki ranjangku  berbunyi. Saking ganasnya Kyuhyun, ia hampir mematahkan ranjangku.
Kalian tau kan apa yang kami kerjakan?XD

THE END

1 komentar:

  1. Wah bagus chingu, :). Tapi menurutku alurnnya agak cepat. Tapi menarik, bahasa yang kamu susun bisa rapi, dan tidak membingungkan. Ide yang kamu angkat juga sederhana, mudah dipahami :D. Pertahankan ya chingu^^

    BalasHapus