Cari

Laman

Senin, 01 Oktober 2012

FORGIVE ME, BECAUSE I LOVE U (FUNFICTION)



Author : chiwonforever
Cast : EXO M Kris & Miss A Suzy
Genre : Romance
@ichaemon15
Note : Don’t take it without full credit!!

Author’s Pov
Hari ini adalah hari spesial juga menegangkan bagi seluruh karyawan Kingdom Group. Bukan karena adanya pemecatan massa ataupun hal-hal negatif lainnya. Karena hari ini perusahaan akan kedatangan Sajangnim baru, karena Sajangnim yang lama Park Jung Soo sudah terlalu tua untuk mengelola perusahaan sebesar itu, ditambah lagi beliau juga sering keluar masuk RS untuk cuci darah. Dari issue yang beredar diperusahaan, katanya Sajangnim yang baru ini tidak lain adalah adeul dari Sajangnim Park. Dan yang paling hot, adeul Sajangnim Park tampan, pintar, pokonya dikategorikan sebagai namja perfectionis.
Ditambah lagi, ia baru saja pulang dari Kanada setelah puas mengenyam pendidikan disana selama belasan tahun. Maklum, menurut issue sejak usianya 15 tahun ia tinggal disana. Bahkan bisa dikatakan ia sudah menjadi bule Kanada karena wajahnya yang seperti orang-orang Eropa. Itu dikarenakan ommanya alias Sajangnim ane orang asli Kanada.

Suzy’s Pov
Aku penasaran sekali dengan Sajangnim baru di perusahaan tempatku bekerja. Dan berarti aku akan menjadi Kyongrinya. Aku jadi tidak sabar bertemu dengan Sajangnim yang katanya perfectionis itu.
“Eodiseo? Lama sekali ia datangnya. Katanya perfectionis, untuk mengatasi waktu yang efektif saja tidak mampu. Huff!”, cibirku sambil meniup poniku.
“Aissh! Wajar saja dia begitu, Sajangnim kita yang baru ini kan masih muda dan masih labil.”, sahut chingguku Sulli.
“Tetap saja, tidak sopan!”, ketusku.

*10 minutes later*

“Ayo semuanya! Beri hormat pada Sajangnim baru kita!”, teriak salah seorang karyawan.
“Annyeonghaseo Sajangnim...”, salam semua karyawan serempak termasuk aku lalu kami membungkukkan badan.
Ternyata... ia hanya berlalu begitu saja sembari kami memberi salam. Bukannya menyapa kami, bahkan senyum saja ia tidak. Wajahnya hanya fokus pada satu jalur didepannya diiringi pengawal-pengawal pribadinya yang bule itu. Menyebalkan bukan? Sikapnya yang arogan itu sempat membuatku muak, tapi ketika melihat wajahnya yang super duper tampan itu, rasanya hatiku seperti dihujani salju. Rasanya sejuk sekali. Baru kali ini aku melihat namja setampan Sajangnimku ini. Apa kataku? Sajangnimku? Anio, tidak sepatutnya aku berkata begitu walaupun dalam batinku. Ku lihat karyAwan lainnya juga terpesona dengan ketampanan Sajangnim baru itu. Oh ya! Ia tidak memperkenalkan dirinya, malahan langsung masuk saja. Tapi ada salah seorang namja mendatangi kami, ku rasa dia pengawalnya juga tapi bukan bule melainkan orang Korea.
“Sajangnim kita yang baru namanya adalah Kris. Ia baru saja pulang dari Kanada 1 Jam yang lalau, jadi wajar saja ia bersikap arogan seperti tadi. Sesungguhnya ia memang arogan, jadi berhati-hatilah selama kalian ingin masih bekerja di Kingdom Group.”, jelas namja itu dengan lantang.
Apa-apaan itu? Peraturan macam apa huh?
“Sesungguhnya ia memang arogan, jadi berhati-hatilah selama kalian ingin masih bekerja di Kingdom Group.”
Jadi Sajangnim itu mengancam kami semua? Bisa-bisanya bersikap arogan seperti itu. Dia pikir kami ini hanya semut yang kelaparan dan harus menyembahnya agar ia tidak memecat kami, begitu? Sudahlah, aku anggap saja kata-kata namja tadi hanya angin lewat saja. Ngomong-ngomong Sajangnim itu memanggilku, belum satu hari aku sudah berurusan dengannya. Huff-_-‘

Kris’s Pov
Baru saja aku landing dari Kanada ke Seoul, appa sudah menyuruhku pergi ke perusahaan karena semua karyawan menunggu kedatanganku. Apakah harus repot begitu menyambut Sajangnim baru huh? Cukup bersikap baik selama bekerja denganku itu semua sudah cukup. Ketika aku masuk ke gedung perusahaan, ku lihat semua orang membungkuk dan menyapaku. Aku hanya berjalan melalui mereka semua tanpa memberi respon kepada mereka. Wajar saja, aku ini kan Sajangnim. Arogan? Arogan adalah bagian dari seorang Sajangnim, dan lagi pula itu memang sifatku sejak omma melahirkanku kedunia ini. Saat ku masuki ruangan Sajangnim, suasananya sangat panas. ACnya menyala namun seperti tidak menyala dan aku masih merasakan kepanasan. Dimeja juga tidak disediakan air minum, setiap ruangan Sajangnim selalu tersedia air minum walaupun sekedar segelas air putih. Ku telepon Kyongri untuk mengahadapku.
“Segera masuk ke ruanganku, sekarang!”
Belum sempat Kyongri itu menjawab, ku tutup teleponku karena aku merasa sangat kegerahan dan memancing emosiku. Ku dengar pintu ruanganku berbunyi seperti ada yang mengetok.
Tok tok tok tok tok *bunyi pintu diketok*
“Masuk!”, ketusku.
“Permisi, mianhae. Ada perlu apa Sajangnim memanggilku?”, jawab Kyongri itu. Ternyata ia seorang yeoja, dan tutur katanya sangat lembut. Namun tidak bisa mematahkan amarahku yang sudah sampai ke ubun-ubun.
Brukk!! *bunyi meja digebrak*
“Seharusnya kau sebagai Kyongri, siapkan fasilitas memadai untuk Sajangnim! ACnya rusak, tidak ada minuman, meja berdebu. Kau pikir selama appaku berada di RS kau bisa bermalas-malasan huh?”,omelku dengan mata melotot.
“Mianhae Sajangnim, akan ku perbaiki semuanya sekarang.”, sahut yeoja itu sambil menunduk.
“15 menit, bereskan semuanya atau kau akan berakhir bekerja di perusahaan ini!”, jawabku tegas.
Dengan sigap yeoja itu membereskan kekacauan yang terjadi atas kelalaiannya itu, dan benar 15 menit semua sudah beres.
“Sajangnim, aku permisi dulu. Jika kau perlu sesuatu, katu tinggal memanggilku. Annyeong.”, kata yeoja tersebut.
Akhirnya, aku bisa istirahat juga. Tak berapa lama kemudian, yeoja tadi atau Kyongri itu datang lagi mengantarkan setumpuk proposal yang belum ditanda tangani oleh appa, karena appa sakit. Dan itulah gunanya aku sekarang berada disini. Saat yeoja itu akan pergi, aku menahannya.
“Chakamma! Apa kau masih ada pekerjaan? Kalau tidak ada kau tetap disini untuk menyusun proposal ini.”, pintaku.
“Ah ne, akan ku lakukan.”, jawabnya.
Sekitar 2 jam kami bersama dalam satu ruangan, tidak ada yang aneh. Aku lihat yeoja itu benar-benar fokus dengan pekerjaannya. Namun, ada sesuatu yang menggajal dalam hatiku. Ketika ia menatapku, seperti ada ketulusan dalam matanya. Mungkinkah ia menyukaiku huh? Tentu saja! Wanita mana yang tidak jatuh hati padaku? Apalagi yeoja standar sepertinya. Terlalu mudah untuk ku taklukan. Ternyata ia menyadari kalau aku sedang memperhatikannya dari tadi.
“Wae Sajangnim? Ada yang kau butuhkan?”, tanya yeoja itu.
”Ne, aku butuh namamu.”, jawabku.
Ia sangat terkejut dan wajahnya memerah seperti strawberry. Dengan malu-malu ia menyebutkan namanya.
“A-aa, naneun Bae Suji imnida. Orang-orang memanggilku Suzy, bangebseumnida.”, yeoja itu memperkenalkan dirinya padaku.
“Ne, Suzy-ah. Sebagai Kyongri yang baik, kau harus bekerja yang rajin dan patuh dengan peraturan-peraturan yang ku buat. Kau tau sendiri kan kosekuensinya jika kau melanggarnya huh?”. Tanyaku.
“Ne, arraseo Sajangnim.”, sahutnya.
Lama kelamaan bekerja di perusahaan appa menyenangkan juga, karyawannya juga segan denganku. Walaupun aku agak tempramental, mereka tetap bekerja dengan giat.
Dan pada suatu pagi, aku dikejutkan dengan seekor bangkai cicak dimeja kerjaku.
“Aaaaaaaaaaa!! M-mweo? Kenapa ada cicak disini?”, teriakku. Tanpa basa-basi ku panggi Suzy Kyongriku dengan berteriak.
“Suzy!!!!!!!!!!!! Kemari kau!”
Tak bearapa lama....
“W-w-waeyo Sajangnim? Kenapa pagi-pagi kau berteriak?”, tanya yeoja itu dengan gugup.
Plakk! *bunyi muka digampar*
Tanpa banyak bicara, ku layangkan tamparanku ke wajah mulus yeoja itu. Dan ia langsung tersungkur sambil memegangi wajahnya yang merah.
“M-mianhae Sajangnim. K-kalau a-aku a-da s-s-salah, mohon ma-afkan aku, hiks.”, yeoja itu berbicara sambil terisak.
“Kenapa ada cicak dimejaku huh? Kau tidak membersihkan ruanganku tadi? Apa saja yang kau lakukan sebagai Kyongri Suzy?!!”
“Mianhae, aku sudah membersihkannya.ku rasa cicak itu baru saja ada dimeja Sajangnim.”
“Bersihkan sekarang juga!!”
Tanpa pikir panjang yeoja itu dengan sigap membersihkan mejaku dari bangkai cicak busuk itu. Lalu ia pamit dan keluar dari ruanganku. Aku phobia terhadap binatang-binatang melata dan serangga termasuk cicak. Itu sangat menggelikan dan menjijikkan! Tanpa ku sadari aku tadi menampar Suzy, namun itu wajar kareana sebagai Kyongri ia lalai dalam tugasnya.

Suzy’s Pov
Aku sangat terkejut saat Sajangnim tiba-tiba menamparku dengan keras sehingga bibir bawahku berdarah. Aku hanya tersungkur dan terisak mendapat perlakuan menyakitkan seperti itu. Namun aku tidak menaruh dendam padanya, karena aku tau itu semua salahku. Sewajarnya ia bersikap begitu. Akupun keluar dari ruangan Sajangnim dan bersikap seakan tidak terjadi apa-apa pada diriku lalu aku duduk menyelesaikan pekerjaanku. Sebetulnya aku telah jatuh cinta pada Kris Sajangnim saat ia menanyakan namaku waktu itu, ketika kami berdua dalam satu ruangan membantunya menyelesaikan proposal. Mengingat hal itu aku merasa tidak sakit lagi dengan lukaku karena tamparan dari Sajangnim.
Waktu menunjukkan jam 13.00 KST, saatnya makan siang. Ku lihat Sajangnim keluar dari ruangannya, aku pikir ia akan minta maaf padaku karena matanya tertuju padaku. Ternyata, itu hanya harapan kosong. Ia hanya berlalau melewati semua karyawan seperti biasanya.
“Paboya! Suzy paboya! Bisa-bisanya kau berpikiran begitu? Bagaimana mungkin seorang Kris Sajangnim merendahkan dirinya untuk minta maaf kepada karyawan sepertiku huh?!.”, cerocosku dalam batin.
Akupun ke kantin untuk makan siang bersama Sulli chingguku. Ya, Sajangnim tidak suka makan di kantin seperti kami. Ia lebih memilih makan ke luar kantor, maklum saja ia terbiasa hidup wah seperti itu. Ia kan Sajangnim, Sajangnim yang ku sukai.

************

Sepertinya hari-hariku selalu dipenuhi luka lebam di sekujur tubuhku. Seperti korban KDRT saja, siapa lagi tersangkanya kalau bukan Sajangnim. Jika amarahnya sudah menumpuk ditambah lagi ia sedang lelah, dengan gampangnya ia akan menamparku bahkan mendorongku seperti sekarang ini. Ia mendorongku hingga kepalaku membentur meja ruangan Sajangnim. Aku sudah terbiasa dengan sikap tempramentalnya itu, makanya aku tidak menangis dan hanya meresapi rasa sakit yang di torehkan Sajangnim padaku. Tidak ada yang tau atas semua yang ku alami, semua itu ku lakukan karena aku mencintainya.

Kris’s Pov
Aku terkejut ketika melihat Suzy dengan kepala dan bibir yang di hansaplas. Kakinya yang diperban, dan tidak biasanya ia bekerja memakai sepatu teplek, ia sering memakai highhills. Aku ingin menanyakan apa yang  terjadi padanya, namun ku urungkan niatku karena aku tidak mau terkesan memperhatikannya. Itu akan menjadi bahan gossip di perusahaan.
Aku tidak fokus dengan pekerjaanku karena terlalu memikirkan keadaan Suzy yang mengenaskan itu. Lama aku berpikir, dan....
“Astaga! Apa itu salahku? Itu semua perbuatanku? Akhir-akhir ini aku sering menganiayanya. Tuhan, apa yang harus ku lakukan? Suzy-ah.”, gumamku.

**************

Waktu menunjukkan jam 00.00 KST, ku lihat Suzy masih sibuk menyelesaikan pekerjaannya sendirian. Semua karyawan sudah pulang dan hanya tinggal yeoja itu seorang.
“Apa dia lembur lagi huh? Apa itu atas perintahku? Paboya!”, gumamku.
Perlahan tapi pasti aku berjalan ke arahnya, aku ingin melihat yeojaku dengan dekat. Yeojaku? Aku ini bicara apa? Sadarlah Kris, ia hanya kyongrimu. Dan mana mungkin ia menyukaimu setelah perlakuanmu terhadapnya selama ini. Dengan perasaan takut dan gugup aku menghampirinya dan duduk disampingnya.
Ku lihat ia sangat terkejut dengan kehadiranku.
“Suzy-ah”
“A-ah, n-ne Sajangnim? Ada yang b-bisa ku bantu?”, jawabnya terbata-terbata.
“Anio, aku hanya ingin tau keadaanmu saja. Gwaenchana Suzy-ah?”
“G-gwaenchana, nan gwaenchana. Hhe.”
Perlahan aku mengambil kedua tangannya dan memegangnya dengan lembut.
“S-ssajangnim!”, sahutnya kaget.
“Mianhae, mianhae Suzy-ah. Aku ini Sajangnim yang jahat, aku terlalu sering menyakitimu. Bahkan aku berani memukulmu hingga kau terluka seperti ini, ku pikir maaf saja tidak cukup untuk menebus semua kesalahanku.”
“Gwaenchana Sajangnim, aku tau itu semua diluar kendalimu. Aku bisa memakluminya, aku juga tidak dendam padamu. Jadi, jangan merasa bersalah lagi padaku Sajangnim.”, jawabnya lembut dengan senyum manis yang tulus dari wajah sayunya.
Tuhan, masih adakah yeoja sebaik Suzy? Ia tidak dendam padaku, eottoke? Aku rasa aku jatuh cinta padanya, bukan karena aku merasa bersalah padanya, melainkan aku jatuh hati pada Kyongriku saat ia membisikkan kata saranghae ketika aku tertidur karena kelelahan.

Flashback Start
“Permisi, Sajangnim aku sudah membelikan kopi pesanan.....”, kalimat Suzy terpotong saat ia masuk ke ruanganku dan melihatku tengah tertidur pulas.
“Mianhae Sajangnim, aku harap suaraku tidak cukup keras untuk membangunkanmu dari mimpi indahmu sekarang.”, bisiknya di depanku.
“Sajangnim, aku tidak pernah marah dengan sikapmu padaku. Karena apa? Karena aku mencintaimu, aku jatuh hati padamu saat kau menanyakan namaku. Aku pikir itu awal komunikasi kita menjadi pertner kerja. Oppa, saranghae.”, akhir yang indah dari mulutnya.
Flashback End

Author’s Pov
Dengan sigap Kris menarik wajah Suzy dan mendekatkannya ke wajahnya hingga bibir mereka saling menempel dengan rekat. Suzy yang merasa canggung hanya bisa menerima perlakuan manis dari Kris dan menutup matanya agar dapat meresapi bibirnya yang sekarang menempel di bibir Kris. 2 menit kemudian, mereka melepaskan ciuman mereka dan saling berhdapan.
“Sarangahae Suzy.”, ucap Kris pelan dengan mata seduktif seakan mengunci mata Suzy agar tidak bisa lari dari tatapannya.
“Sajangnim.”, sahut Suzy dengan wajah merah semu.
“Jangan panggil aku Sajangnim saat kita sedang berdua, panggil aku oppa seperti kau membisikkannya saat aku tidur.”, jelas Kris.
“Mweo? Kau mendengarnya huh? Omo! Kau membuatku malu Sajangnim.”
“Sudah ku bilang jangan panggil aku Sajangnim saat kita berduaan! Kenapa kau keras kepala sekali huh?”
“Ne oppa, saranghaeyo.”
“Nado chagiya.”
Lalu Kris kembali menarik wajah Suzy dan mengecup bibirnya dengan perlahan. Semuanya berakhir dengan manis sesuai harapan:-D

THE END

1 komentar: